"Jangan lihat dari penampilannya"
Banyak orang yang selalu salah dalam menilai segala sesuatunya, terkadang mereka hanya menilai dari satu sudut pandang saja. Mereka memang telah masuk dalam kategori berfilsafat, tetapi kebenaran mereka hanya dari satu sudut pandang saja dan mungkin tidak relevan jadinya. Ketika mereka melihat bahwa ada seorang pemuda yang sebenarnya baik tetapi penampilannya buruk atau katakan saja seperti preman. Mungkin mereka langsung memvonis bahwa pemuda tersebut adalah preman padahal dari satu sisinya bahwa pemuda itu adalah orang yang tidak seperti apa yang mereka pikirkan meskipun penampilannya seperti itu.
Lihat saja dari berbagai kaum yang menilai seperti demikian, ketika mereka baru saja melihat yang serupa maka mereka langsung berfikir bahwa dia seperti demikian. Sebenarnya penampilan bukan menjadi satu tolak ukur kita untuk memvonis siapa dia dan bagaimana dia, karena biasanya penampilan hanya merupakan sebuah gaya hidup bukan prilaku, sikap dan sifat hidup itu sendiri. Kita ambil contoh dari Gayus Tambunan, dia adalah orang yang rapi penampilannya bahkan dia dikatakan begitu ramah oleh teman-temannya. Tetapi siapa yang menyangka tiba-tiba beritanya bahwa dia telah mengkorupsi uang bangsa ini, seharusnya kita mendapatkan pelajaran dari situ, bahwa orang yang begitu rapi masih juga memakan uang Rakyat tanpa peduli dengan rakyat banyak.
Ada juga kanjeng Dimas, kanjeng Dimas dilihat sangat rapi penampilannya, tetapi siapa pula yang menyangka bahwa dia telah menipu banyak orang. Bahkan banyak orang pula tertipu oleh penampilannya yang begitu rapi. Bisakah kita ambil hikmanya dari situ.? Bahwa jangan sesekali menilai orang dari penampilannya saja.
Ada sedikit cerita mengenai penampilan kami dan penilaian orang banyak tentang kami.
Kemarin tanggal 10 september 2017 kami menghadiri pertemuan dengan seluruh masyarakat di salah satu desa yang kami lakukan investigasi sebelumnya. Setelah kami sampai di balai desa, masyarakat begitu keheranan melihat penampilan saya dan kawan-kawan ku. Mereka mungkin beranggapan bahwa kami adalah preman yang akan membahas mengenai ketidak jelasan perusahaan yang ada disana. Mereka berfikir seperti itu disebabkan penampilan kami yang tidak begitu resmi atau sepertinya urak-urakkanlah. Tetapi setelah kami duduk bercerita dengan mereka, mereka sepertinya tidak beranggapan seperti itu lagi karena mereka telah melihat dari sisi lainnya tentang kami. Disana kami hanya berbicara tujuan kami bahwa kami hanya ingin membantu karena hati nurani kami tergerak akan hal itu. Dari situlah mereka tahu bahwa kami tidak seperti apa yang mereka pikirkan, bahwa kami adalah orang baik-baik, yang datang dengan tujuan baik pula.
Itulah sebabnya untuk seluruh sahabat, kerabat dan saudara, jangan sesekali menilai seseorang hanya dari penampilannya saja karena itu tidak akan menjamin dengan apa yang menjadi kepribadian mereka.
Adapun sedikit cerita tentang banyak teman saya yang awalnya baru mengenal tentang pribadi saya, bahwa sebelumnya mereka beranggapan bahwa saya adalah preman, karena katanya mereka melihat dengan penampilan yang begitu urak-urakkan. Setelah mereka lama mengenal tentang saya, mencari tahu kepribadian dan mempelajari segala histori saya, dari situlah mereka sadar bahwa selama ini mereka salah menilai orang hanya dengan satu sudut pandang saja.
Begitulah jika ingin mengenal lebih dekat kawan kita, kita harus mencari tahu bahkan menganalisis historinya seperti apa. Dan dari analisis kita itulah yang menciptakan teman sejati itu sendiri.
Jadi, saya flashback lagi bahwa jangan sesekali menilai seseorang hanya dengan satu sudut pandang saja, bisa jadi kita sendiri yang suatu saat akan menyadari kesalahan kita itu. Seperti halnya, ketika kita melihat dari kejauhan satu tanaman yang berada di gunung sana, kita pasti berfikir bahwa itu adalah tanaman rica namun setelah kita melihat dari jarak dekat kita baru menyadari bahwa itu bukanlah tanaman rica, tetapi satu tumbuhan yang hanya menyerupai rica tersebut.
Jadi bagaimana tentang analisis anda terhadap orang lain.? Sudahkah melihat dari segalah sisi.?
Dan kita telah ketahui bersama bahwa, para kapitalis di negri ini sangat berpenampilan rapi, tapi mengapa mereka begitu bersemangat untuk menindas dan menghisap rakyat yang dibawah. Jika sekirannya banyak yang berfikir bahwa penampilan yang baik akan menentukan watak yang baik dari mereka, sebenarnya itu bukanlah satu tolak ukur kita untuk menilai, sekali lagi. Mungkin sekirannya orang yang seperti ini membutuhkan penyadaran agar mereka menyadari bahwa mereka telah keliru sebelumnya.
Kemudian saya merasa bahwa paham yang seperti ini adalah paham orde baru, dimana seluruh pikiran manusia itu dicuci dengan teori-teori yang tidak begitu relevan. Mengapa saya mengatakan bahwa paham seperti ini adalah paham orde baru, karena sebelumnya rakyat indonesia khususnya tidak pernah berfikiran seperti demikian, mereka bahkan yang berpenampilan urak-urakkan yang banyak membantu dan memperjuangkan hak-hak mereka dan orang banyak, dalam hal ini rakya indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar