Minggu, 17 September 2017

Antara Cinta Dan Ideologi

Antara Cinta Dan Ideologi
Jason Mandagi
Ideologi adalah cara pandang manusia untuk melihat dunia, itu adalah Devinisi umum mengenai          Ideologi, begitu banyak pilsuf  yang mengartikan/mendevinisikan ideologi. Perdebatan ideologi sudah terjadi sejak yunani kuno dari scroates sampai ke plato dan seterusnya, dan hingga sampai saat ini yang sangat Nampak terlihat di Indonesia adalah perdebatan ideologi sadar dengan tidaknya hari Dunia sudah selesai memperdebatkan ideologi, contoh sederhananya Negara cina berbeda ideologinya dengan arab Saudi tapi kenyataannya pebedaan ideology bukan menjadi hambatan untuk kedua Negara ini dalam menjalin kerja sama dalam hubungan dagang.
Sebenarnya apa sih ideology.?
Ideologi adalah gambaran yang disadari maupun tidak disadari tentang kenyataan sosial-politik. Gambaran semacam itu biasanya dianggap benar tanpa dicari tahu alasannya. Orang-orang menerima begitu saja kebenaran gambaran tersebut.
Karl Marx (1818-1883) menyebut ideologi sebagai “kesadaran palsu” atau kesadaran yang keliru tentang kenyataan sosial-politik. Misalnya, kesadaran yang keliru tentang kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang adil padahal sebenarnya sangat menindas.
Antonio Gramsci (1891-1937) menyebut proses penanaman ideologi sebagai “hegemonisasi”, yaitu penindasan kebudayaan rakyat dengan cara menggantikannya dengan kebudayaan elit tertentu. Misalnya, para buruh di Itali yang semestinya memperjuangkan hak-hak ekonomi dan politiknya malah terpengaruh oleh retorika “anti-asing” yang dipropagandakan elit partai fasis. Akibatnya, para buruh itu justru tidak memperjuangkan hak-haknya dan malah ikut berperang demi para elit partai dan pengusaha.
Louis Althusser (1918-1990) menyebut perangkat yang menyebar-luaskan ideologi sebagai “aparatus ideologis negara”: semua lembaga yang menyebar-luaskan gagasan tentang kenyataan sosial-politik tanpa melalui jalan kekerasan fisik (misalnya, sekolah, adat-istiadat, dll). Mereka yang menolak penanaman nilai-nilai itu akan dikenai sanksi non-fisik seperti dikucilkan, dianggap murtad, dsb. “Aparatus ideologis negara” ini berbeda dari “aparatus represif negara” yang bekerja menanamkan nilai-nilai melalui kekerasan, seperti misalnya polisi, pengadilan, tentara, dll.
Setelah penjelasan di atas mengenai beberapa pendapat dari para filsuf , kita bisa menggaris bawahi bahwa ideology adalah cara pandang manusia untuk melihat dan mengatur ekonomi dan politik. Tergantung dari kita lagi begitu banyak pemahaman ideology, ada Liberalisme, Anarkisme, marxisme, Nasionalisme,dan dll.
Dari semua ideology terdapat begitu banyak perbedaan, yang mungkin tak akan saya uraikan satu persatu dalam tulisan saya kali ini. Saya hanya ingin membahas antara Cinta dan Ideologi yang kurasa di era kapitalistik saat ini topic inilah yang menarik untuk di bahas.
Apa sih cinta.?
Pertanyaan yang mungkin membuat semua pemuda ingin menjawabnya, saya hanya akan mengambil Devinisi cinta secara umum, ada yang mengatakan cinta adalah karunia tuhan yang diberikan kepada umat manusia, ada katakan, cinta adalah sebuah halusinasi manusia saja, ada yang bilang cinta adalah sebuah kasih sayang, bagiku Devinisi cinta dalam skala yang kecil adaalah sebuah ikatan yang membangun hubungan emosional antara kedua kekasih atau antara kelompok manusia.
Sederhananya bagiku cinta adalah ikatan manusia yang lain dengan manusia yang lain pulah, itu mungkin dari sudut pandangku yang mendevinisikan cinta dalam skala kecil, tapi berbeda pulah ketika kita mengartikan cinta secara universal, untuk skala kecil cinta hanya ada dalam hubungan emosional, tapi dalam skala yang besar/universal cinta juga ada dalam hubungan ideology.
Yang jadi pertanyaannya ideology yang bagaimana yang didalamnya terdapat cinta.?
Atau cinta adalah sebuah ideology.?
Kurasa pertanyaan tersebut adalah PR untuk kawan-kawan mencari jawabannya, dan refensi lain mengenai cinta dan ideology. Khali Gibran pernah berkata: “tak ada manusia tanpa cinta”  cinta yang ia maksud bukan cinta yang kalian maksud, ia seorang yang melihat cinta secara universal ia tak melihat cinta secara sempit, walaupun kita harus mengakui ia membahas cinta hanya sebatas hubungan emosional.
Sementara di satu sisi ideology sering dipakai sebagian kelompok untuk senjata perang, apakah didalamnya masih terdapat cinta, kata yang sering keluar dari mulut manusia di era kapitalistik atau moderentnisasi.
Atau apakah cinta yang manbangun ideology.?
Berbicara ekonomi politik artinya berbicara kebutuhan manusia, hakekat manuisa hidup adalah untuk mempertahankan keberlangsungan spesiesnya, untuk mempertahan keberlangsungan tersebut manusia harus makan, minum, punya tempat tinggal dan berpakaian itu adalah kebutuhan primer manusia, yang tak bisa dipungkiri da zaman moderent saat ini begitu banyak kebutuhan sekunder yang bertambah.
Dalam memenuhi kebutuhan primer manusia maka kita dituntut untuk menjadi tenaga produktif, menjadi tenaga produktif hal yang terutama adalah kerja memproduksi.
Di era kapitalistik ini tenaga  kerja dibelih menggunakan modal/capital, manusia seakan bukan tenaga kerja lagi tapi buat seperti alat kerja, tenaga kerja paksa kerja diluar kemampuannya, pembagian kerja terjadi atau yang sering disebut klasifikasi kelas, dari kaum laki-laki hingga kaum perempuan semua tereksploitasi oleh kelas kapitalis.
Kita ambil contoh sederhana seorang  cales perempuan di tuntut untuk berpakaian seksi, mengunakan acecoris agar mereka terlihat cantik dan menawan membuat kaum laki-laki selalu melirik mereka dengan mata yang melotot, dengan penampilan mereka membuat kau laki-laki seperti singa yang melihat mangsa, ditambah lagi dengan digodoknya budaya patriaki dalam kepala mereka.
Pertanyaanya apakah pantas tubuh perempuan tersebut menjadi objek pandang kaum laki-laki, sadar dengan tidaknya tubuh perempuan tersebut sudah dibelih oleh kelas kapitalis, dan satu hal keadaan tersebut telah membuktikan teory marx akan tiga bentuk capital, keterkaitan capital produksi dan merchant capital sangat Nampak, perempuan tersebut telah menjadi objek eksploitasi yang empuk dari kelas kapitalis dan bahkan ia di diskriminasi oleh lingkungan sosialnya, yang diakibatkan budaya zaman tengah atau feodalisme.
Contoh berikutnya mungkin ada kawan-kawan yang mengalaminya ketika ada seorang perempuan berhijab mau melamar kerja , ia tak akan di terimah kalau ia tak mau melepas hijabnya, karena lebih manarik simpati konsumen ketika melihat wanita yang berpenampilan seksi, apakah pemahan yang di anut sekarang ini adalah hal yang wajar.?

Dan apakah ada cinta dalam kapitalisme.?
Senin 18  September 2017, di atas tanah dibawah langit, aku menolak bentuk eksploitasi.
Di persimpangan Kiri jalan, aku berdiri dan menatap tangisan rakyat  

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Definition List

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample Text

Cari Blog Ini

Ordered List

Recent Posts

Unordered List

Featured Post

Tergerusnya gerakan feminisme dalam ruang-ruang subjektifisme

Tergerusnya   gerakan feminisme dalam ruang-ruang subjektifisme Bukan sesuatu yang asing lagi mengenai persoalan perempuan, sejak per...

Pages

Theme Support