Foto: Istimewa |
PORTAL-SPR - Melihat perubahan material di sulawesi tengah, terdapat begitu banyak
kontradiksi yang bergejolak di hampir semua kabupaten dan kota.
Ya,,,kita tidak bisa menutup mata terhadap campur tangan neo-liberalisme
yang semakin masif dalam membuka ruang ekspansi kapital.
Masifnya Industrialisasi pertambangan dibeberapa kabupaten di Sulteng dibarengi dengan Proletariasasi; mutasi dari borjuis kecil (pemilik tanah) menjadi buruh bagi perusahaan-perusahaan tambang. Namun tidak semua borjuis kecil yang mengalami perampasan tanah mendapatkan ruang untuk bekerja sebagai buruh. Proses industrialisasi ini juga menyebabkan sebagian besar petani (korban perampasan tanah) pada akhirnya kehilangan pekerjaan, tak ada lagi tanah yang bisa mereka garap. Fenomena ini mirip dengan industri perkebunan kelapa sawit, bahkan mengorbankan lebih banyak rakyat melalui perampasan tanah.
Gejolak ini yang kemudia mengingatkan saya pada apa yang terjadi di
pulau Jawa, tanah garapan petani sudah semakin sempit memaksa mereka
harus memilih menjad buruh, namun untuk menjadi buruh upahan mereka
harus memenuhi kriteria yang di tetapkan oleh perusahaan, yaitu minimal
harus memiliki ijaza Sekolah Menengah Atas.
Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan sebagian besar dari mereka tidak mendapat kesempatan untuk bekerja, ditambah lagi terbatasnya lapangan kerja yang di sedakan oleh perusahaan membuat mereka harus terlempar dari persaingan untuk bertahan hidup.
Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan sebagian besar dari mereka tidak mendapat kesempatan untuk bekerja, ditambah lagi terbatasnya lapangan kerja yang di sedakan oleh perusahaan membuat mereka harus terlempar dari persaingan untuk bertahan hidup.
Satu-satunya pilihan yang tersisa adalah bermigrasi ke luar
negeri untuk sekedar mengais rejeki agar tetap dapat bertahan hidup dan
menopang perekonomian keluarga. Maka tidak heran jika pulau Jawa menjadi
basis buruh migran terbesar di Indonesia.
Fenomena ini yang
kumudia muncul di benak saya. Sebentar lagi penduduk Sulawesi Tengah
akan di hadapkan pada pilihan; Bermigrasi atau Mati Kelaparan?
Bersiaplah.!!!
0 komentar:
Posting Komentar